![]() |
Bripda M. Sholeh.K. Anwar |
http://universitaswahidhasyim.blogspot.com/
KATA PENGANTAR
Segala puji kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berberkat Rahmat dan KaruniaNya,
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Hadits.
Penulis mencoba menyampaikan berbagai informasi tentang
Pendekatan Stdi dalam Keislaman Tradisional. Harapan kami makalah ini dapat
digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, informasi, serta
bahan pembelajaran juga referensi tambahan dalam mempelajari materi tentang Kepedulian Sosial.
Kami
ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini. Kami juga menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang,
10 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ………………..………………………………………… 1
DAFTAR
ISI ………………..………………………………………………….. 2
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. ……………………………………………………… 3
B. Rumusan Masalah . ……………………………………...…………… 3
C. Tujuan ..………………………………..……………………………... 3
BAB
II PEMBAHASAN
1. Definisi
memperhatikan kesulitan orang lain ………………………..… 4
2. Meringankan
Penderitaan orang lain ..................………… …..……….. 9
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ....... …………………………………..……………………… 11
DAFTAR PUSTAKA ..
…………………………………..……………………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk dapat
memahami pentingnya peningkatan kepedulian sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, secara sistematis terlebih dahulu perlu memahami permasalahan
dan urgensinya. Selanjutnya memahami pengertian kepedulian sosial, dimensi
sosia kemasyarakatan dan bagaimana prakteknya dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat.
Manusia pada
dasarnya merupakan makhluk sosial, Artinya hidup menyendiri, tetapi sebagian
besar hidupnya saling ketergantungan, yangpada gilirannya tercapainya kondisi
keseimbangan relative. Kondisi nyata dalam kehidupan manusia yaitu ada yang
kaya – miskin, kuat – lemah, besar – kecil, dll.
Islam adalah
agama yang menghendaki kebaikan dalam dua aspek, pertama, aspek hablun minAllah
(hubungan vertical) yaitu hubungan antara hamba dengan tuhannya. Kedua, aspek
hablun minannas ( hubungan horizontal) yaitu hubungan antara hamba dengan hamba
lainnya.
Islam sangat
menganjurkan untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, apalagi terhadap
orang-orang yang betul-betul sangat membutuhkan.
Hubungan dengan sesama harus
dibangun sedemikian indah dan harmonis. Bangunlah persahabatan yang baik dengan
siapa saja, tanpa pandang bulu. Berbagilah dengan sesama makluk ciptaan Allah.
Allah
memerintahkan kita untuk mengadakan hubungan dengan sesama,hablum minannas, disebut
juga silaturahim. Hubungan antara orang per orang bias dilakukan dengan
berbagai tujuan duniawi, tetapi landasan utamanya adalah saling berkasih
sayang, sehingga masing-masing mendapat manfaat dan tidak ada yang dirugikan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pentingnya kepedulian sosial ?
2.
Bagaimana memperhatikan kesulitan orang lain ?
3.
Bagaimana meringankan penderita orang lain ?
C. Tujuan
1.
Agar mengetahui
pentingnya kepedulian sosial
2.
Supaya kita bisa
menerapkan dalam memperhatikan kesulitan orang lain
3.
Supaya kita dapat
menerapkan dalam meringankan penderita orang lain
BAB I
PEMBAHASAN
A. Kepedulian
Sosial
1. Memperhatikan Kesulitan Orang lain
Dalam sebuah buku yang berjudul 8 pesan lukman
Al-hakim, lukman al-hakim berkata ; ketahuilah anak-anakku ! di dunia ini
sunnatullah (hukum yang dibuat Allah berlaku untuk menjadi kaidah dalam
semesta). Diantara sunnatullah itu ada yang disebut “ hukum tarik menarik”.
Kebaikan akan menarik kebaikan yang sama, dan keburukan akan menarik keburukan
yang sama. Maka jika kamu berbuat baik , berarti kamu menarik kebaikan dari
luar masuk kedalam diri kamu, begitupun sebaliknya.
Islam adalah agama yang menghendaki kebaikan dalam
dua aspek, pertama, aspek hablun minAllah (hubungan vertical) yaitu hubungan
antara hamba dengan tuhannya. Kedua, aspek hablun minannas ( hubungan
horizontal) yaitu hubungan antara hamba dengan hamba lainnya.
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan
terhadap sesama manusia, apalagi terhadap orang-orang yang betul-betul sangat
membutuhkan.
Dalam setiap agama, peduli pada kesusahan orang lain adalah sebuah
kewajiban. Apalagi dalam agama Islam diwajibkan untuk membantu saudara sesama
manusia, sesama makhluk Tuhan, apalagi bila itu adalah umat muslim, dengan apa
pun yang dapat kita lakukan. Karena menurut Islam umat adalah bagai sebuah
bangunan, bila satu bagian rusak atau sakit maka bagian lain akan goyah.
Perhatikan
nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri rezeki kecuali oleh
orang-orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar memperhatikan nasib kaum
lemah karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan rezeki berkat peranan
mereka. Seandainya di dunia ini semua orang menjadi kuat, maka tak dapat kita
bayangkan apa yang terjadi. Dalam hadis lain di sebutkan sekira-kiranya artinya
: Bersedekahlah sebelum dating suatu masa yang pada saat itu seorang berjalan
dengan membawa harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin, akan tetapi
ia tidak dapat menemukannya. Jawaban mereka sama, yaitu seandainya kamu dating
kemarin niscaya kami mau menerimanya.
Bermurah hati,
berdermawan dan berinjak dalam kebaikan yang artinya sebagai berikut :
“Allah Ta’ala berfirman dan terhadap apa saja yang kami nafkahkan aka Allah
menggantinya” (Saba’ 34 : 34)
Manfaat yang dapat diambil dari
memperhatikan kesusahan orang lain :
a.
Memperhatikan
kesusahan orang lain memperoleh balasan yang amat besar.
Dalam hadits Arba'in terdapat hadits yang berbunyi,
Dari
Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa melepaskan kesusahan
hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan di hari
kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya
Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. ………..Allah akan
senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong
saudaranya."
(HR Muslim)
Seseorang baru dapat meringankan atau bahkan
melepaskan kesulitan orang lain, setelah dia memperhatikan kesulitan orang itu.
b.
Memperhatikan
kesusahan orang lain menyelamatkan orang banyak
Di dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah
bersabda, "Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan peraturan
Allah seperti kelompok penempang kapal yang mengundi tempat duduk mereka.
Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian yang lain di
bagian bawah. Penumpang bagian bawah, jika mereka membutuhkan air, maka harus
berjalan melewati bagian atas kapal. Maka merekapun berujar, ":Bagaimana
jika kami lobangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapat air), toh hal itu
tidak menyakiti orang yang berada di bagian atas." Jika kalian biarkan
mereka berbuat menurut keinginan mereka itu, maka binasalah mereka dan seluruh
penumpang kapal itu. Tetapi jika kalian cegah mereka, maka selamatlah mereka
dan seluruh penumpang yang lain."[1]
Kapal tidak akan ditenggelam, tidak akan dilubangi
oleh orang yang berada di bagian bawah kapal, jika orang yang di bagian atas
kapal mengetahui kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal. Kebutuhan
orang yang berada di bagian bawah kapal adalah air.
Adapun hal-hal dalam berbuat kebaikan terhadap sesama manusia adalah :
a) Melepaskan berbagai kesusahan orang mukmin
Melepaskan
kesusahan orang lain sangat luas maknanya, tergantung pada kesusahan yang
sedang diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang
miskin, sedangkan ia termasuk orang yang berkecukupan atau kaya, ia harus
berusaha menolongnya dengan cara memberikan pekerjaan atau memberikan bantuan
sesuai kemampuannya, jika saudaranya sakit, ia berusaha menolongna, antara lain
dengan membantu memanggilkan dokter atau memberi bantuan uang alakadarnya guna
meringankan biaya pengobatannya. Jika saudaranya dililit utang ia berusaha
untuk mencarikan jalan keluar, baik dengan memberikan bantuan agar utangnnya
cepat dilunasi, maupun sekedar memberikan arahan-arahan yang akan membantu
saudaranya dalam mengatasi utangnya tersebut dan lain-lain.
Orang muslim
yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya seiman berarti
telah menolong hamba Allah SWT. Yang sangat disukai oleh-Nya dan Allah SWT pun
akan memberikan pertolongannya serta menyelamatkannnya dari berbagai kesusahan,
baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana
firman-Nya
Artinya :
Jika kamu menolong (agama) Allah
, niscaya Allah pun akan menolong kamu semua.
Begitu pula
orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai cobaan dan
bahaya, ia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT dan Allah
SWT pun akan melepaskannya dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik
di dunia maupn di akhirat,[2]
b) Melonggarkan kesusahan orang lain
Adakalanya
suatu masalah sanga sulit untuk diatasi atau hanya dapat diselaikan oleh yang
bersangkutan. Terhadap masalah seperti ini, seorang mukmin ikut melonggarkannya
atau memberikan pandangan dan jalan keluar, walaupun ia sendiri tidak terlibat
secara langsung. Bahkan, dengan hanya mendegarkan keluhannya saja sudah cukup
untuk mengurangi beban yang dihadapi olehnya.
Dengan
demikian, melonggarkan kesusahan orang lain haruslah sesuai dengan kemampuan
saja dan bergantung kepada kesusahan apa yang sedang dialami oleh saudaranya
seiman tersebut. Jika mampu meringankan kesusahannya dengan memberikan materi
berilah materi kepadanya. Dengan demikian, kesusahannya dapat berkurang, bahkan
dapat teratasi. Namun jika tidak memilki materi, berilah saran atau jalan
keluar agar masalah yang dihadapinya cepat selesai. Bahkan jika tidak mempunyai
idea tau saran, doakanlah agar kesusahannya segera teratasi dengan pertlongan
Allah SWT. Termasuk doa paling baik jika mendoakan orang lain dan orang yang
didoakan tidak mengetahuinya.
Orang yang
berusaha sekuat tenaga untuk menlonggarkan penderitaan saudaranya sesuai dengan
kemampuan yang dimilkinya, ia akan mendapakan pertolongan dari Allah SWT yaitu
Allah akan melonggarkan berbagai kesusahannya, baik di dunia maupun diakhirat.
c) Menutupi aib seorang mukmin serta menjaga
orang lain dari berbuat dosa
Orang mukmin pun harus
berusaha menutupi aib saudaranya. Ia harus berusaha menjaga rahasia saudaranya.
Apalagi jika ia tau bahwa orang yang bersangkutan tidak akan senang kalau aib
atau rahasianya diketahui orang lain. Namun demikian, jika aib tersebut
berhubungan dengan kejahatan yang telah dilakukannya, ia tidak boleh
menutupinya. Jika hal itu dilakukan , berarti ia telah menolong orang lain
dalam hal kejahatan sehingga orang tersebut terhindar dari hukuman. Perbuatan
itu sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam islam.
Sebagaimana firman-Nya :
Artinya :
Janganlah kamu saling menolong
dalam dosa dan permusuhan”
Dengan demkian,
jika melihat seseorang akan melakukan kejahatan atau dosa, setiap mukmin harus
berusaha untuk mencegahnya dan menasihatinya. Jika orang tersebut sudah
terlanjur melakukan perbuatan dosa, suruhah untuk bertobat karena Allah SWT
maha pengampun dan maha penerma tobat. Tindakan itu termasuk pertolongan juga
karena berusaha menyelamatkan seseorang dari azab Allah SWT itulah makna lain
dari menutup aib kaum muslimin, yakni menutupi agar saudaranya tidak terjerumus
kedalam kesesatan dari dosa. Orang yang berusaha untuk menutupi aib saudarnya,
maka Allah pun akan menutupinya agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang
Allah di dunia, sehingga ia tidak mendapatkan siksa diakhirat.
d) Allah SWT senantiasa akan menolong
hambanya, selagi hambanya menolong saudarnya
Jika ditelaah
secara seksama, pertolongan yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya,
pada hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Hal ini karena Allah SWT pun
akan menolongnya, baik di dunia maupun di akhirat selama hambanya mau menolong
saudaranya. Maka orang yang suka menolong orang lain, misalnya dengan
memberikan bantuan materi, hendaknya tidak merasa khawatir bahwa ia akan jatuh
miskin atau ditimpa kesusahan. Sebaliknya, ia harus berpikir bahwa segala
sesuatu yang ia miliki adalah milik Allah SWT. Mereka yang suka menolong orang
lain dijanjikan akan mendapatkan penggantinya sesuai perbuatannya, baik di
dunia maupun di akhirat. Tentu saja dalam memberikan pertolongan kepada orang
lain jangan berlebihan.
Yang peling
penting dalam melakukan perbuatan yang dianjurkan syara. Seperti menolong atau
melonggarkan kesusahan orang lain, adalah tidak mengharapkan imbalan dari orang
yang ditolong, melainkan ikhlas semata-mata didasari rasa iman dan ingin
mendapatkan ridha-Nya
Beberapa
syariat islam, seperti zakat antara lain untuk memupuk jiwa kepedulian terhadap
sesama mukmin yang berada dalam kemiskinan.
Orang yang
memiliki kedudukan atau harta yang melebihi orang lain, hendaknya tidak menjadikannya
sombong atau tinggi hati serta tidak mau menolong orang yang sangat membutuhkan
pertolongannya. Pada hakikatnya, Allah SWT menjadikan adanya perbedaan
seseorang dengan yang lainnya adalah untuk saling melengkapi, saling membantu,
dan saling menolong satu sama lain
Dengan
demikian, pada hakikatnya hidup di dunia adalah saling membantu dan mengisi.
Orang kaya tidak akan menjadi kaya jika tidak ada orang-orang misk semakain
kaya seseorang, ia semakin membutuhkan orang-orang miskin.
Ketentraman pun
akan dapat diciptakan jika masing-masing golongan saling memperhatikan dan
menolong satu sama lain sehingga kesejahteraan tidak hanya pada satu golongan
saja.
Memeperbaiki
kesejahteraan merupakan salah satu cara dalam memperbaiki keadaan masyarakat,
sebagaimana diungkapkan oleh Abu Hasan
dalam “kitab Adab Ad-Dunia Wa Ad-Din yakni : menjadikan manusia taat;
menyatukan rasa dalam hal kesenangan dan penderitaan; dan menjaga dari hal-hal
yang akan mengganggu stablitas kehidupan.
Oleh karena itu marilah kita berbuat kesalehan
social dengan banyak membantu orang yang kesusahan agar Allah senanatiasa
memberkah kita.[3]
2.
Meringankan beban dan penderitaan oranglain.
عن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :
المسلم اخوالمسلم لا يظلمه
ولا يسلمه، من كان فى حاجة أخيه، كان الله
فى حاجته
Artinya :
Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a., Rasulullah Saw. bersabda : “Seorang muslim adalah saudara dengan muslim
yang lain, tidak boleh menganiaya, dan tidak boleh membiarkan saudaranya
teraniaya. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, Allah akan membantu
kebutuhannya. Barangsiapa melapangkan kesulitan seorang muslim, Allah akan
melapangkan baginya kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan
menutupi aib nya pada hari kiamat.” (HR.Muslim).
Dalam islam antara seorang muslim terhadap muslim lain
adalah saudara dan tentunya ada salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh
seorang muslim terhadap saudaranya yaitu tidak boleh membuat saudaranya
kesusahan, sengsara, kewajiban untuk mempermudah kepentigan (hajat atau
kebutuhan saudaranya) dan kita sebagai seorang muslim harus memberi rasa aman
terhadap saudara muslim yang lain. Maka dari itu, Allah SWT akan memberikan
balasan terhadap seorang muslim yang memenuhi kewajiban antar sesama muslim tersebut pada hari
kiamat.
Sabda Rasulullah Saw.
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول :
من اعتق رقبة مؤمنة، اعتق
الله بكل عضومنه عضوا من النار حتى يعتق فرجه بفرجه.
Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., : Saya
mendengar Rasulullah Saw. bersabda , “Barangsiapa
memerdekakan seorang sajaya mukmin, Allah juga akan melepaskan anggota tubuh
orang itu dari api neraka, sebanyak anggota badan sahaya yang dimerdekakannya
itu, sampai kemaluannya pun karena kemaluan sang budak itu.”
Sebaiknya dalam membantu penderitaan oranglain, seorang
muslim sebaiknya mengutamakan orang yang sedang kesusahan atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kesusahan. Seperti maksud hadits diatas
bahwa seorang yang melepaskan penderitaan oranglain itu akan dibalas dengan
kebaikan yang sama yaitu dilepaskan penderitaannya dari api neraka. Maka
utamakanlah memberi bantuan
kepada sesama muslim
dan lepaskanlah penderitaannya.
Bahwasannya kita sebagai seorang muslim yang baik, salah
satu amalan yang paling utama adalah kita membantu meringankan beban
penderitaan oranglain seperti memberi makanan jikalau dia lapar ataukah kita membantu
mebayarkan hutangnya semampu kita. Seperti Sabda Rasulullah Saw :
افضل الاعمال ان تدخل على اخيك المؤمن سرورا اوتقضى
عنه د ينا اوتطعمه خبرا
Artinya : “Amal
yang paling utama adalah bahwa engkau mengunjungi saudaramu orang mukmin dengan
riang gembira atau engkau lunasi hutangnya atau engkau beri makan dia roti.”
Diriwayatkan oleh : Ibnu Abi Dunya dalam bab Fii Qadhail
Hawaaij, dan Ibnu Lal dalam Makarimul Akhlaq, dan Al Baihaqi dalam As Syu’ab
dari Abu hurairah r.a
Dalam hadits diatas, amalan-amalan yang ada di dalam
hadits tersebut merupakan akhlaq terpuji, salah satunya adalah melunasi hutang
atau memberi makanan roti yang dimaksud roti disini adalah makanan yang
mengenyangkan, yang termasuk dalam hal meringankan beban penderitaan oranglain.
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah : “Bertolong-tolonglah kamu atas dasar
kebaikan dan taqwa…”(QS.Al-Maidah :2). Dan juga sabda dari Rasulullah yaitu
bawasannya kita harus mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri
kita sendiri. “Orang mukmin itu saudara bagi orang mukmin lain, dia akan
berusaha menuruti apa yang disukai saudaranya itu, dia bayarkan hutangnya kalau
dia sanggup, dia beri makan kalau dia lapar.
Bukankah sudah jelas dari Firman Allah dan Sabda
Rasulullah Saw. bahwa kita sebagai umat muslim harus saling tolong menoong
dalam hal kebaikan. Jikalau semua umat muslim mau tolong menolong, Alangkah
indahnya islamiyah dan masyarakat islam yang mengantarkan manusia seluruhnya
dalam kebahagiaan, serta tatanan social yang semula tidak seimbang menjadi
seimbang karena banyak orang yang sadar akan pentingnya peduli terhadap sesama
muslim.[4]
BAB III
KESIMPULAN
Anjuran
kepada setiap orang yang beriman agar mau memperhatikan dan saling menolong,
dan Allah akan membalasnya dengan yang lebih baik.
Sesungguhnya Allah SWT akan selalu menolong
hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong dan membantu sesama saudaranya.
1.
Memperhatikan Kesulitan Orang
lain
Perhatikan nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri rezeki kecuali oleh
orang-orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar memperhatikan nasib kaum
lemah karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan rezeki berkat peranan
mereka. Dalam hadis lain di sebutkan sekira-kiranya artinya : Bersedekahlah
sebelum dating suatu masa yang pada saat itu seorang berjalan dengan membawa
harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin, akan tetapi ia tidak dapat
menemukannya.
2.
Meringankan beban dan penderitaan oranglain.
Diriwayatkan
dari Ibn ‘Umar r.a., Rasulullah Saw. bersabda : “Seorang muslim adalah saudara dengan muslim yang lain, tidak boleh
menganiaya, dan tidak boleh membiarkan saudaranya teraniaya. Barangsiapa
membantu kebutuhan saudaranya, Allah akan membantu kebutuhannya. Barangsiapa
melapangkan kesulitan seorang muslim, Allah akan melapangkan baginya
kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib
seorang muslim, Allah akan menutupi aib nya pada hari kiamat.” (HR.Muslim).
Sebaiknya dalam membantu penderitaan oranglain, seorang
muslim sebaiknya mengutamakan orang yang sedang kesusahan atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kesusahan. Seperti maksud hadits diatas
bahwa seorang yang melepaskan penderitaan oranglain itu akan dibalas dengan
kebaikan yang sama yaitu dilepaskan penderitaannya dari api neraka. Maka
utamakanlah member bantuan kepada sesame muslim dan lepaskanlah penderitaannya.
DAFTAR PUSTAKA
An Nawawi, Al Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf. Riyadus Sholihin. Jakarta: Pustaka Amani,1999.
AD
Damsyiqi,Ibnu Hamzah Al Husaini Al hanafi.
Asbabul Wurud I. Jakarta: Kalam Mulia,2006.
Bahreisj,
Hussein. Himpunan Hadits Muslim.
Surabaya: Al-Ikhlas , 1984.
Al Mundziri, Al
Hafizh Zaki Al Din ‘Abd Al-‘Azhim.Ringkasan
Shahih Muslim.Bandung: Mizan Pustaka,2008.
[4]Al Mundziri, Al Hafizh Zaki Al Din ‘Abd Al-‘Azhim.Ringkasan Shahih Muslim.Bandung: Mizan Pustaka,2008.
Assalamualaikum wrb salam persaudaraan,perkenalkan saya Sri Wulandari asal jambi,maaf sebelumnya saya hanya mau berbagi pengalaman kepada saudara(i) yang sedang dalam masalah apapun,sebelumnya saya mau bercerita sedikit tentang masalah saya,dulu saya hanya penjual campuran yang bermodalkan hutang di Bank BRI,saya seorang janda dua anak penghasilan hanya bisa dipakai untuk makan anak saya putus sekolah dikarenakan tidk ada biaya,saya sempat stres dan putus asa menjalani hidup tapi tiap kali saya lihat anak saya,saya selalu semangat.saya tidak lupa berdoa dan minta petunjuk kepada yang maha kuasa,tampa sengaja saya buka internet dan tidak sengaja saya mendapat nomor tlpon Aki Sulaiman,awalnya saya Cuma iseng2 menghubungi Aki saya dikasi solusi tapi awalnya saya sangat ragu tapi saya coba jalani apa yang beliau katakan dengan bermodalkan bismillah saya ikut saran Aki Sulaiman saya di ritualkan dana gaib selama 3 malam ritual,setelah rituialnya selesai,subahanallah dana sebesar 2M ada di dalam rekening saya.alhamdulillah sekarang saya bersyukur hutang di Bank lunas dan saya punya toko elektronik yang bisa dibilang besar dan anak saya juga lanjut sekolah,sumpah demi Allah ini nyata tampa karangan apapun,bagi teman2 yang mau berhubungan dengan Aki Sulaiman silahkan hub 085216479327 insya Allah beliau akan berikan solusi apapun masalah anda mudah2han pengalaman saya bisa menginspirasi kalian semua,Assalamualaikum wrb.JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB AKI SULAIMAN 085-216-479-327,TAMPA TUMBAL,TIDAK ADA RESIKO APAPUN(AMAN) .
BalasHapus