Pages

Senin, 19 Januari 2015

Makalah kepedulian Sosial

Bripda M. Sholeh.K. Anwar

http://universitaswahidhasyim.blogspot.com/
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berberkat Rahmat dan KaruniaNya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadits.
            Penulis mencoba menyampaikan berbagai informasi tentang Pendekatan Stdi dalam Keislaman Tradisional. Harapan kami makalah ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, informasi, serta bahan pembelajaran juga referensi tambahan dalam mempelajari materi tentang Kepedulian Sosial.
            Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami juga menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.


Semarang,  10 Oktober  2014


                                    Penulis                           














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………..…………………………………………     1
DAFTAR ISI ………………..…………………………………………………..     2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .. ………………………………………………………    3
B. Rumusan Masalah  . ……………………………………...……………    3
C. Tujuan  ..………………………………..……………………………...    3
BAB II PEMBAHASAN                                    
1. Definisi memperhatikan kesulitan orang lain ………………………..…    4
2. Meringankan Penderitaan orang lain ..................………… …..………..   9
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ....... …………………………………..……………………… 11
DAFTAR  PUSTAKA .. …………………………………..……………………… 12        












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Untuk dapat memahami pentingnya peningkatan kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat, secara sistematis terlebih dahulu perlu memahami permasalahan dan urgensinya. Selanjutnya memahami pengertian kepedulian sosial, dimensi sosia kemasyarakatan dan bagaimana prakteknya dalam berbagai kehidupan bermasyarakat.
Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial, Artinya hidup menyendiri, tetapi sebagian besar hidupnya saling ketergantungan, yangpada gilirannya tercapainya kondisi keseimbangan relative. Kondisi nyata dalam kehidupan manusia yaitu ada yang kaya – miskin, kuat – lemah, besar – kecil, dll.
Islam adalah agama yang menghendaki kebaikan dalam dua aspek, pertama, aspek hablun minAllah (hubungan vertical) yaitu hubungan antara hamba dengan tuhannya. Kedua, aspek hablun minannas ( hubungan horizontal) yaitu hubungan antara hamba dengan hamba lainnya.
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, apalagi terhadap orang-orang yang betul-betul sangat membutuhkan.
Hubungan dengan sesama harus dibangun sedemikian indah dan harmonis. Bangunlah persahabatan yang baik dengan siapa saja, tanpa pandang bulu. Berbagilah dengan sesama makluk ciptaan Allah.
Allah memerintahkan kita untuk mengadakan hubungan dengan sesama,hablum minannas, disebut juga silaturahim. Hubungan antara orang per orang bias dilakukan dengan berbagai tujuan duniawi, tetapi landasan utamanya adalah saling berkasih sayang, sehingga masing-masing mendapat manfaat dan tidak ada yang dirugikan.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa pentingnya kepedulian sosial ?
2.      Bagaimana memperhatikan kesulitan orang lain ?
3.      Bagaimana meringankan penderita orang lain ?
C. Tujuan
1.      Agar mengetahui pentingnya kepedulian sosial
2.      Supaya kita bisa menerapkan dalam memperhatikan kesulitan orang lain
3.      Supaya kita dapat menerapkan dalam meringankan penderita orang lain
BAB I
PEMBAHASAN
A.    Kepedulian Sosial
1.      Memperhatikan Kesulitan Orang lain
Dalam sebuah buku yang berjudul 8 pesan lukman Al-hakim, lukman al-hakim berkata ; ketahuilah anak-anakku ! di dunia ini sunnatullah (hukum yang dibuat Allah berlaku untuk menjadi kaidah dalam semesta). Diantara sunnatullah itu ada yang disebut “ hukum tarik menarik”. Kebaikan akan menarik kebaikan yang sama, dan keburukan akan menarik keburukan yang sama. Maka jika kamu berbuat baik , berarti kamu menarik kebaikan dari luar masuk kedalam diri kamu, begitupun sebaliknya.
Islam adalah agama yang menghendaki kebaikan dalam dua aspek, pertama, aspek hablun minAllah (hubungan vertical) yaitu hubungan antara hamba dengan tuhannya. Kedua, aspek hablun minannas ( hubungan horizontal) yaitu hubungan antara hamba dengan hamba lainnya.
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, apalagi terhadap orang-orang yang betul-betul sangat membutuhkan.
Dalam setiap agama, peduli pada kesusahan orang lain adalah sebuah kewajiban. Apalagi dalam agama Islam diwajibkan untuk membantu saudara sesama manusia, sesama makhluk Tuhan, apalagi bila itu adalah umat muslim, dengan apa pun yang dapat kita lakukan. Karena menurut Islam umat adalah bagai sebuah bangunan, bila satu bagian rusak atau sakit maka bagian lain akan goyah.
Perhatikan nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri rezeki kecuali oleh orang-orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar memperhatikan nasib kaum lemah karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan rezeki berkat peranan mereka. Seandainya di dunia ini semua orang menjadi kuat, maka tak dapat kita bayangkan apa yang terjadi. Dalam hadis lain di sebutkan sekira-kiranya artinya : Bersedekahlah sebelum dating suatu masa yang pada saat itu seorang berjalan dengan membawa harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin, akan tetapi ia tidak dapat menemukannya. Jawaban mereka sama, yaitu seandainya kamu dating kemarin niscaya kami mau menerimanya.
Bermurah hati, berdermawan dan berinjak dalam kebaikan yang artinya sebagai berikut :
“Allah Ta’ala berfirman dan terhadap apa saja yang kami nafkahkan aka Allah menggantinya” (Saba’ 34 : 34)
Manfaat yang dapat diambil dari memperhatikan kesusahan orang lain :
a.       Memperhatikan kesusahan orang lain memperoleh balasan yang amat besar.
Dalam hadits Arba'in terdapat hadits yang berbunyi,
          Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa melepaskan kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahan di hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat. ………..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya."
 (HR Muslim)
Seseorang baru dapat meringankan atau bahkan melepaskan kesulitan orang lain, setelah dia memperhatikan kesulitan orang itu.
b.      Memperhatikan kesusahan orang lain menyelamatkan orang banyak
Di dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang yang menjaga dan menerapkan peraturan Allah seperti kelompok penempang kapal yang mengundi tempat duduk mereka. Sebagian mereka mendapat tempat di bagian atas, dan sebagian yang lain di bagian bawah. Penumpang bagian bawah, jika mereka membutuhkan air, maka harus berjalan melewati bagian atas kapal. Maka merekapun berujar, ":Bagaimana jika kami lobangi saja bagian bawah kapal ini (untuk mendapat air), toh hal itu tidak menyakiti orang yang berada di bagian atas." Jika kalian biarkan mereka berbuat menurut keinginan mereka itu, maka binasalah mereka dan seluruh penumpang kapal itu. Tetapi jika kalian cegah mereka, maka selamatlah mereka dan seluruh penumpang yang lain."[1]
Kapal tidak akan ditenggelam, tidak akan dilubangi oleh orang yang berada di bagian bawah kapal, jika orang yang di bagian atas kapal mengetahui kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal. Kebutuhan orang yang berada di bagian bawah kapal adalah air.
Adapun hal-hal dalam berbuat kebaikan terhadap sesama manusia adalah :
a)      Melepaskan berbagai kesusahan orang mukmin
Melepaskan kesusahan orang lain sangat luas maknanya, tergantung pada kesusahan yang sedang diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang miskin, sedangkan ia termasuk orang yang berkecukupan atau kaya, ia harus berusaha menolongnya dengan cara memberikan pekerjaan atau memberikan bantuan sesuai kemampuannya, jika saudaranya sakit, ia berusaha menolongna, antara lain dengan membantu memanggilkan dokter atau memberi bantuan uang alakadarnya guna meringankan biaya pengobatannya. Jika saudaranya dililit utang ia berusaha untuk mencarikan jalan keluar, baik dengan memberikan bantuan agar utangnnya cepat dilunasi, maupun sekedar memberikan arahan-arahan yang akan membantu saudaranya dalam mengatasi utangnya tersebut dan lain-lain.
Orang muslim yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya seiman berarti telah menolong hamba Allah SWT. Yang sangat disukai oleh-Nya dan Allah SWT pun akan memberikan pertolongannya serta menyelamatkannnya dari berbagai kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana firman-Nya
Artinya :
Jika kamu menolong (agama) Allah , niscaya Allah pun akan menolong kamu semua.
Begitu pula orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai cobaan dan bahaya, ia akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari Allah SWT dan Allah SWT pun akan melepaskannya dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik di dunia maupn di akhirat,[2]
b)      Melonggarkan kesusahan orang lain
Adakalanya suatu masalah sanga sulit untuk diatasi atau hanya dapat diselaikan oleh yang bersangkutan. Terhadap masalah seperti ini, seorang mukmin ikut melonggarkannya atau memberikan pandangan dan jalan keluar, walaupun ia sendiri tidak terlibat secara langsung. Bahkan, dengan hanya mendegarkan keluhannya saja sudah cukup untuk mengurangi beban yang dihadapi olehnya.
Dengan demikian, melonggarkan kesusahan orang lain haruslah sesuai dengan kemampuan saja dan bergantung kepada kesusahan apa yang sedang dialami oleh saudaranya seiman tersebut. Jika mampu meringankan kesusahannya dengan memberikan materi berilah materi kepadanya. Dengan demikian, kesusahannya dapat berkurang, bahkan dapat teratasi. Namun jika tidak memilki materi, berilah saran atau jalan keluar agar masalah yang dihadapinya cepat selesai. Bahkan jika tidak mempunyai idea tau saran, doakanlah agar kesusahannya segera teratasi dengan pertlongan Allah SWT. Termasuk doa paling baik jika mendoakan orang lain dan orang yang didoakan tidak mengetahuinya.
Orang yang berusaha sekuat tenaga untuk menlonggarkan penderitaan saudaranya sesuai dengan kemampuan yang dimilkinya, ia akan mendapakan pertolongan dari Allah SWT yaitu Allah akan melonggarkan berbagai kesusahannya, baik di dunia maupun diakhirat.
c)      Menutupi aib seorang mukmin serta menjaga orang lain dari berbuat dosa
            Orang mukmin pun harus berusaha menutupi aib saudaranya. Ia harus berusaha menjaga rahasia saudaranya. Apalagi jika ia tau bahwa orang yang bersangkutan tidak akan senang kalau aib atau rahasianya diketahui orang lain. Namun demikian, jika aib tersebut berhubungan dengan kejahatan yang telah dilakukannya, ia tidak boleh menutupinya. Jika hal itu dilakukan , berarti ia telah menolong orang lain dalam hal kejahatan sehingga orang tersebut terhindar dari hukuman. Perbuatan itu sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam islam.
Sebagaimana firman-Nya :
Artinya :
Janganlah kamu saling menolong dalam dosa dan permusuhan”
Dengan demkian, jika melihat seseorang akan melakukan kejahatan atau dosa, setiap mukmin harus berusaha untuk mencegahnya dan menasihatinya. Jika orang tersebut sudah terlanjur melakukan perbuatan dosa, suruhah untuk bertobat karena Allah SWT maha pengampun dan maha penerma tobat. Tindakan itu termasuk pertolongan juga karena berusaha menyelamatkan seseorang dari azab Allah SWT itulah makna lain dari menutup aib kaum muslimin, yakni menutupi agar saudaranya tidak terjerumus kedalam kesesatan dari dosa. Orang yang berusaha untuk menutupi aib saudarnya, maka Allah pun akan menutupinya agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allah di dunia, sehingga ia tidak mendapatkan siksa diakhirat.


d)      Allah SWT senantiasa akan menolong hambanya, selagi hambanya menolong saudarnya
Jika ditelaah secara seksama, pertolongan yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya, pada hakikatnya adalah menolong dirinya sendiri. Hal ini karena Allah SWT pun akan menolongnya, baik di dunia maupun di akhirat selama hambanya mau menolong saudaranya. Maka orang yang suka menolong orang lain, misalnya dengan memberikan bantuan materi, hendaknya tidak merasa khawatir bahwa ia akan jatuh miskin atau ditimpa kesusahan. Sebaliknya, ia harus berpikir bahwa segala sesuatu yang ia miliki adalah milik Allah SWT. Mereka yang suka menolong orang lain dijanjikan akan mendapatkan penggantinya sesuai perbuatannya, baik di dunia maupun di akhirat. Tentu saja dalam memberikan pertolongan kepada orang lain jangan berlebihan.
Yang peling penting dalam melakukan perbuatan yang dianjurkan syara. Seperti menolong atau melonggarkan kesusahan orang lain, adalah tidak mengharapkan imbalan dari orang yang ditolong, melainkan ikhlas semata-mata didasari rasa iman dan ingin mendapatkan ridha-Nya
Beberapa syariat islam, seperti zakat antara lain untuk memupuk jiwa kepedulian terhadap sesama mukmin yang berada dalam kemiskinan.
Orang yang memiliki kedudukan atau harta yang melebihi orang lain, hendaknya tidak menjadikannya sombong atau tinggi hati serta tidak mau menolong orang yang sangat membutuhkan pertolongannya. Pada hakikatnya, Allah SWT menjadikan adanya perbedaan seseorang dengan yang lainnya adalah untuk saling melengkapi, saling membantu, dan saling menolong satu sama lain
Dengan demikian, pada hakikatnya hidup di dunia adalah saling membantu dan mengisi. Orang kaya tidak akan menjadi kaya jika tidak ada orang-orang misk semakain kaya seseorang, ia semakin membutuhkan orang-orang miskin.
Ketentraman pun akan dapat diciptakan jika masing-masing golongan saling memperhatikan dan menolong satu sama lain sehingga kesejahteraan tidak hanya pada satu golongan saja.
Memeperbaiki kesejahteraan merupakan salah satu cara dalam memperbaiki keadaan masyarakat, sebagaimana diungkapkan oleh  Abu Hasan dalam “kitab Adab Ad-Dunia Wa Ad-Din yakni : menjadikan manusia taat; menyatukan rasa dalam hal kesenangan dan penderitaan; dan menjaga dari hal-hal yang akan mengganggu stablitas kehidupan.
Oleh karena itu marilah kita berbuat kesalehan social dengan banyak membantu orang yang kesusahan agar Allah senanatiasa memberkah kita.[3]
2. Meringankan beban dan penderitaan oranglain.
 عن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :
 المسلم اخوالمسلم لا يظلمه ولا يسلمه، من كان فى حاجة أخيه، كان الله
فى حاجته
Artinya : Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a., Rasulullah Saw. bersabda : “Seorang muslim adalah saudara dengan muslim yang lain, tidak boleh menganiaya, dan tidak boleh membiarkan saudaranya teraniaya. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, Allah akan membantu kebutuhannya. Barangsiapa melapangkan kesulitan seorang muslim, Allah akan melapangkan baginya kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aib nya pada hari kiamat.” (HR.Muslim).
Dalam islam antara seorang muslim terhadap muslim lain adalah saudara dan tentunya ada salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang muslim terhadap saudaranya yaitu tidak boleh membuat saudaranya kesusahan, sengsara, kewajiban untuk mempermudah kepentigan (hajat atau kebutuhan saudaranya) dan kita sebagai seorang muslim harus memberi rasa aman terhadap saudara muslim yang lain. Maka dari itu, Allah SWT akan memberikan balasan terhadap seorang muslim yang memenuhi kewajiban antar sesama muslim tersebut pada hari kiamat.
Sabda Rasulullah Saw.
 عن ابى هريرة رضى الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول :
 من اعتق رقبة مؤمنة، اعتق الله بكل عضومنه عضوا من النار حتى يعتق فرجه بفرجه.
Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., : Saya mendengar Rasulullah Saw. bersabda , “Barangsiapa memerdekakan seorang sajaya mukmin, Allah juga akan melepaskan anggota tubuh orang itu dari api neraka, sebanyak anggota badan sahaya yang dimerdekakannya itu, sampai kemaluannya pun karena kemaluan sang budak itu.”
Sebaiknya dalam membantu penderitaan oranglain, seorang muslim sebaiknya mengutamakan orang yang sedang kesusahan atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kesusahan. Seperti maksud hadits diatas bahwa seorang yang melepaskan penderitaan oranglain itu akan dibalas dengan kebaikan yang sama yaitu dilepaskan penderitaannya dari api neraka. Maka utamakanlah memberi bantuan kepada sesama muslim dan lepaskanlah penderitaannya.
Bahwasannya kita sebagai seorang muslim yang baik, salah satu amalan yang paling utama adalah kita membantu meringankan beban penderitaan oranglain seperti memberi makanan jikalau dia lapar ataukah kita membantu mebayarkan hutangnya semampu kita. Seperti Sabda Rasulullah Saw :
 افضل الاعمال ان تدخل على اخيك المؤمن سرورا اوتقضى عنه د ينا اوتطعمه خبرا
Artinya : “Amal yang paling utama adalah bahwa engkau mengunjungi saudaramu orang mukmin dengan riang gembira atau engkau lunasi hutangnya atau engkau beri makan dia roti.”
Diriwayatkan oleh : Ibnu Abi Dunya dalam bab Fii Qadhail Hawaaij, dan Ibnu Lal dalam Makarimul Akhlaq, dan Al Baihaqi dalam As Syu’ab dari Abu hurairah r.a
Dalam hadits diatas, amalan-amalan yang ada di dalam hadits tersebut merupakan akhlaq terpuji, salah satunya adalah melunasi hutang atau memberi makanan roti yang dimaksud roti disini adalah makanan yang mengenyangkan, yang termasuk dalam hal meringankan beban penderitaan oranglain.
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah : “Bertolong-tolonglah kamu atas dasar kebaikan dan taqwa…”(QS.Al-Maidah :2). Dan juga sabda dari Rasulullah yaitu bawasannya kita harus mencintai saudara kita sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. “Orang mukmin itu saudara bagi orang mukmin lain, dia akan berusaha menuruti apa yang disukai saudaranya itu, dia bayarkan hutangnya kalau dia sanggup, dia beri makan kalau dia lapar.
Bukankah sudah jelas dari Firman Allah dan Sabda Rasulullah Saw. bahwa kita sebagai umat muslim harus saling tolong menoong dalam hal kebaikan. Jikalau semua umat muslim mau tolong menolong, Alangkah indahnya islamiyah dan masyarakat islam yang mengantarkan manusia seluruhnya dalam kebahagiaan, serta tatanan social yang semula tidak seimbang menjadi seimbang karena banyak orang yang sadar akan pentingnya peduli terhadap sesama muslim.[4]
BAB III
KESIMPULAN
 Anjuran kepada setiap orang yang beriman agar mau memperhatikan dan saling menolong, dan Allah akan membalasnya dengan yang lebih baik.
Sesungguhnya Allah SWT akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong dan membantu sesama saudaranya.
1.    Memperhatikan Kesulitan Orang lain
Perhatikan nasib orang yang lemah :
Yang artinya : Tiadalah kalian di Bantu dan di beri rezeki kecuali oleh orang-orang yang lemah di antara kalian. “Riwayat Said bin Abi Waqqash”.
Hadis ini mengajarkan agar memperhatikan nasib kaum lemah karena sesungguhnya kita mendapat bantuan dan rezeki berkat peranan mereka. Dalam hadis lain di sebutkan sekira-kiranya artinya : Bersedekahlah sebelum dating suatu masa yang pada saat itu seorang berjalan dengan membawa harta zakatnya untuk diberikan kepada mustahaqqin, akan tetapi ia tidak dapat menemukannya.
2.      Meringankan beban dan penderitaan oranglain.
            Diriwayatkan dari Ibn ‘Umar r.a., Rasulullah Saw. bersabda : “Seorang muslim adalah saudara dengan muslim yang lain, tidak boleh menganiaya, dan tidak boleh membiarkan saudaranya teraniaya. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, Allah akan membantu kebutuhannya. Barangsiapa melapangkan kesulitan seorang muslim, Allah akan melapangkan baginya kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aib nya pada hari kiamat.” (HR.Muslim).
Sebaiknya dalam membantu penderitaan oranglain, seorang muslim sebaiknya mengutamakan orang yang sedang kesusahan atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kesusahan. Seperti maksud hadits diatas bahwa seorang yang melepaskan penderitaan oranglain itu akan dibalas dengan kebaikan yang sama yaitu dilepaskan penderitaannya dari api neraka. Maka utamakanlah member bantuan kepada sesame muslim dan lepaskanlah penderitaannya.



DAFTAR PUSTAKA
An Nawawi, Al Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf. Riyadus Sholihin. Jakarta: Pustaka Amani,1999.
AD Damsyiqi,Ibnu Hamzah Al Husaini Al hanafi. Asbabul Wurud I. Jakarta: Kalam Mulia,2006.
Bahreisj, Hussein. Himpunan Hadits Muslim. Surabaya: Al-Ikhlas , 1984.
Al Mundziri, Al Hafizh Zaki Al Din ‘Abd Al-‘Azhim.Ringkasan Shahih Muslim.Bandung: Mizan Pustaka,2008.











       [1] An Nawawi, Al Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf. Riyadus Sholihin. Jakarta: Pustaka Amani,1999.

[2] AD Damsyiqi,Ibnu Hamzah Al Husaini Al hanafi. Asbabul Wurud I. Jakarta: Kalam Mulia,2006.

[3] Bahreisj, Hussein. Himpunan Hadits Muslim. Surabaya: Al-Ikhlas , 1984.

[4]Al Mundziri, Al Hafizh Zaki Al Din ‘Abd Al-‘Azhim.Ringkasan Shahih Muslim.Bandung: Mizan Pustaka,2008.

1 komentar:

  1. Assalamualaikum wrb salam persaudaraan,perkenalkan saya Sri Wulandari asal jambi,maaf sebelumnya saya hanya mau berbagi pengalaman kepada saudara(i) yang sedang dalam masalah apapun,sebelumnya saya mau bercerita sedikit tentang masalah saya,dulu saya hanya penjual campuran yang bermodalkan hutang di Bank BRI,saya seorang janda dua anak penghasilan hanya bisa dipakai untuk makan anak saya putus sekolah dikarenakan tidk ada biaya,saya sempat stres dan putus asa menjalani hidup tapi tiap kali saya lihat anak saya,saya selalu semangat.saya tidak lupa berdoa dan minta petunjuk kepada yang maha kuasa,tampa sengaja saya buka internet dan tidak sengaja saya mendapat nomor tlpon Aki Sulaiman,awalnya saya Cuma iseng2 menghubungi Aki saya dikasi solusi tapi awalnya saya sangat ragu tapi saya coba jalani apa yang beliau katakan dengan bermodalkan bismillah saya ikut saran Aki Sulaiman saya di ritualkan dana gaib selama 3 malam ritual,setelah rituialnya selesai,subahanallah dana sebesar 2M ada di dalam rekening saya.alhamdulillah sekarang saya bersyukur hutang di Bank lunas dan saya punya toko elektronik yang bisa dibilang besar dan anak saya juga lanjut sekolah,sumpah demi Allah ini nyata tampa karangan apapun,bagi teman2 yang mau berhubungan dengan Aki Sulaiman silahkan hub 085216479327 insya Allah beliau akan berikan solusi apapun masalah anda mudah2han pengalaman saya bisa menginspirasi kalian semua,Assalamualaikum wrb.JIKA BERMINAT SILAHKAN HUB AKI SULAIMAN 085-216-479-327,TAMPA TUMBAL,TIDAK ADA RESIKO APAPUN(AMAN) .

    BalasHapus