![]() |
Bripda M. Sholeh. K. Anwar |
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji kami hanyalah haturkan kehadlirat Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pangasih yang telah melimpahkan
samudra kasih sayangNya kepada kami, curahan kasih abadi sepanjang hayat,
petunjuk jalan lurus,yang penuh ridlo, pemberi ilmu yang luas bagai lautan
tiada bertepi melalui junjungan Nabiyulloh Muhammad SAW.
Berkat rahmat dan karunia Allah SWT, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah pelajaran Metodologi Penelitian Kualitatif dengan judul “ Fokus Penelitian Kualitatif “ tepat pada
waktunya.
Dalam menyelesaikan makalah ini,
tim penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini tim penulis menyampaikan terimakasih kepada:
Ibu Sari Hernawati,
S.Ag., M.Pd., Selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian
Kualitatif yang telah memberikan tugas mengenai makalah sehingga
pengetahuan tim penulis mengenai makalah
ini semakin bertambah. Pihak – pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga
makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktu.
Kami menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Semarang, April 2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB l PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB ll PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Pengertian
Penelitian Kualitatif............................................................................2
B. Fokus
Penelitian Menurut Beberapa Peneliti....................................................3-5
C. Cara Menetapkan fokus Penelitian...................................................................6-7
D. Pembatasan Masalah study melalui focus........................................................7-11
E. Judul
penelitian kualitatif..............................................................................11-12
F. Tahapan-tahapan dalam merancang penelitian kualitatif................................12-13
BAB lll PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................................14-15
DAFTAR ISI
ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam penelitian kualitatif gejala itu
bersifat holistik atau menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan. makna yang
terkandung didalamnya adalah kita tidak akan menetapkan penelitian kita hanya
berdasarkan pada variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang
akan kita teliti yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktifitas yang
berinteraksi secara sinergis.
Fokus penelitian mempunyai makna batasan penelitian, karena dalam
lapangan penelitian banyak gejala yang meyangkut tempat, pelaku, dan aktifitas,
namun tidak semua tempat, pelaku dan aktifitas kita teliti semua. untuk
menentukan pilihan penelitian maka harus membuat batasan yang dinamakan fokus
penelitian
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian Penelitian Kualitatif ?
2.
Bagaimana Fokus Penelitian Menurut Para
Peneliti ?
3.
Bagaimana Cara menetapkan
fokus penelitian?
4.
Bagaimana Pembatasan
Masalah study melalui focus ?
5.
Seperti apa Judul dalam penelitian kualitatif?
6.
Bagaimana Tahapan-tahapan dalam merancang penelitian kualitatif?
BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai ilustrasi jika fokus penelitian yaitu ketika kita
ditengah hutan belantara kita sebagai peneliti dan tidak mungkin kita meneliti
semua isi hutan, mulai dari hewan, tumbuhan dan apa yang ada dihutan. Berapa waktu yang kita butuhkan? Berapa biaya yang akan kita gunakan?tentu tak
terhitung...benar gak? akan lebih baik kita buat fokus penelitian yaitu membuat
batasan, misalnya hanya meneliti tentang kayu jatinya. Dalam penelitian
kualitatif lebih ditekankan pada fokus yang sempit tapi mendalam. artinya satu
persoalan yang dikaji lebih baik daripada semua masalah di hutan dikaji tapi
tidak mengarah.
Fokus juga
bisa di artikan sebagai domian tunggal atau beberapa domain yang terkait dengan
situasi sosial. Menurt Sugiyono, pembatasan masalah dan topik dalam penelitian
kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibility
masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan
waktu. suatu masalah di katakan penting apabila masalah tersebut tidak
dipecahkan melalui penelitian akan semakin menimbulkan masalah baru.[1]
A.
Pengertian Penelitian Kualitatif
Menurut Margono, penelitian kualitatif adalah proses
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian
kualitatif, dengan diperolehnya data (berupa kata atau tindakan), sering
digunakan untuk menghasilkan teori yang timbul dari hipotesis-hipotesis seperti
dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman
analisis, objektivitas, dan sistematik. Pertimbangan peneliti dalam penggunaan
penafsiran makna yang terkandung dalam fenomena temuan sangat diperlukan.
Pertimbangan dilakukan dengan cara menetapkan kategori yang lain, dan
menentukan kriteria yang akan digunakan terhadap kategori itu. Analisis yang
digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif-analitik yang
berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara
sistematik/menyeluruh dan sistematis.
Berikut ini ada beberapa alasan
mangenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
1. Untuk menanggulangi banyaknya informasi
yang hilang
2. Untuk menanggulangi kecenderungan menggali
data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya
hipotesis yang disusun sebelumnya, berdasarkan berpikir dedukatif seperti dalam
penelitian kuantitaif.
3. Untuk menanggulangi kecenderungan
pembatasan variabel yang sebelumnya
4. Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks
kasar seperti dalam penelitian kuantitatif menggunakan pengukuran enumirasi
(perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep yang timbul
dari data.[2]
B. Fokus Penelitian
Menurut Beberapa Peneliti
Fokus penenlitian
dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan masalah, dimana
rumusan masalah penelitian dijadikan acuan dalam menentukan fokus penelitian.
Dalam hal ini fokus penelitian dapat berkembang atau berubah sesuai dengan
perkembangan masalah penelitian di lapangan. Hal tersebut sesuai dengan sifat
pendekatan kualitatif yang lentur, yang mengikuti pola pikir yang empirical
induktif, dimana segala sesuatu dalam penelitian ini ditentukan dari hasil
akhir pengumpulan data yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Bungin
(2003 : 41), fokus penelitian mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi
apa yang menjadi pusat perhatian serta kelak dibahas secara mendalam dan
tuntas. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah kualitas
pelayanan publik di Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo. Fokus ini diambil karena
untuk mengatahui kualitas pelayanan yang terdapat di Kantor Kecamatan Krian
Sidoarjo. Tingkat kesempurnaan dari suatu pelayanan yang diharapkan oleh
masyarakat sehingga dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat. Fokus dalam
penelitian ini adalah : 1) Keandalan (Relaibility), kemampuan pegawai dari
instansi terkait untuk memberikan pelayanan dengan akurat dan profesional,
contoh dalam 34 memberikan informasi tentang syarat-syarat dalam pengurusan
pembuatan KTP. 2) Ketanggapan (Responsiveness), kemampuan pegawai untuk
menangkap keinginan masyarakat dan dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan
dengan cepat. 3) Kepastian (Assurance), kemampuan pegawai untuk meyakinkan
masyarakat dalam pengurusan pembuatan KTP untuk mendapatkan pelayanan yang
cepat, tepat dan dapat dipercaya. 4) Empati (emphaty) memberikan perhatian
kepada konsumen secara personal dan istimewa serta selalu berusaha memahami keluhan
dan keinginan mereka. 5) Wujud fisik (tangibility), ruang tunggu yang nyaman
dan pegawai yang berpenampilan menarik.[3]
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian
kualitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan
parsial dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kualitatif dapat
menentukan variabel-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian
kualitatif gejala itu bersifat hoistik {menyeluruh , tidak dapat di
pisah-pisah}. Sehingga peneliti kualitatif
tidak akan menetapkan penelitianya hanya berdasarkan variabel penelitian.
Tetapi keseluruhan situasi sosial yang di teliti yang meliputi aspek tempat
{place}, pelaku {actor}, dan aktivitas {activity} yang berinteraksi secara
sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah , maka
dalam penelitian kualitatif,
peneliti akan membatasi penelitian
dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam penelitian kuaitatif ada
yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di
sebut fokus, yang berisi pokok masaah yang masih bersifat umum,
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
F
|
G
|
H
|
I
|
J
|
Contoh
Di
batasi menjadi dua variabel A dan E
A
|
E
|
Pembatasan
dalam penelitian kulaitatif lebih di dasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi
dan fasebilitas
masalah yang akan di pecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan
waktu. Suatu masalah
akan di katakan penting apabila masalah
tersebut tidak di pecahkan melalui penelitian , maka akan semakin menimbulkan
masalah baru. Masalah di katakana urgen {mendesak} apabila masalah tersebut
tidak segera di pecahkan melalui penelitian maka akan semakin kehilangan
berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah di katakan feasible apabila
terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai
masalah tersebut penting,urgen dan feasible maka perlu di lakukan melaluli analisis
masalah.
Spradley
mengatakan bahwa fokus itu merupakan dominan tunggal atau beberapa domain yang
terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam
proposal lebih di dasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan di peroleh
dari situasi sosial {lapangan}.
Kebaruan
informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam
tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasikan hipotesis
atau imu baru dari situasi sosia yang di teliti . fokus yang sebenarnya dalam
penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour
observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajah umum. Dari
penjelajah ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih
pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara luas
dan mendalam, maka di perukan pemilihan fokus penelitian.
Spradley dalam
sanapiah faisal 4 alternatif untuk menetapkan fokus :
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang di
sarankan oleh informan
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain
tertentu organizing domain
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai
temuan untuk pengembangan iptek
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan
yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.[4]
Di bawah ini, saya jelaskan satu per satu 4 alternatif
Spradley.
C. Cara Menetapkan fokus Penelitian
Menurut Spradley cara menetapkan fokus mempunyai empat
alternatif antara lain :
1) Fokus permasalahan diambil dari
apa yang
disarankan oleh informan tertentu dalam suatu lembaga atau
instansi, seperti
kepala sekolah, guru, orang tua siswa,siswa dan sebagainya.
2) Fokus
permasalahan ditetapkan berdasarkan konteks-konteks atau ruang lingkup yang
terdapat dalam sebuah instansi. Konteks atau ruang lingkup dalam pendidikan ini misalnya kurikulum, proses belajar
mengajar, sarana prasarana, dantenaga pendidik.
3) Menetapkan fokus yang baru sehingga
menghasilkan suatu produk baru yang akan bermanfaat bagi orang-orang yang
memiliki kepentingan dalam hal tersebut. Contohnya dalam pendidikan
menemukan metode mengajar yang mudah dipahami dan menyenangkan dan tidak
membuat siswa merasa jenuh atau bosan yang belum pernah dilakukan oleh
orang lain.
4) Fokus
permasalahan didasarkan pada teori-teori yang telah ada untuk mengembangkan dan
memperluas teori tersebut.
Menurut sugiono,
pada penelitian kualitatif , penentuan fokus berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, refrensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang
yang dianggap ahli. Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat sementara
atau berubah-ubah dan akan berkembang seseuai apa yang terjadi di lapangan.
Menurut Bogdan ada 4 hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan fokus yaitu :
1) Di dalam
memilih topik sebaiknya yang menarik
dan dianggap penting agar dapat membangkitkan motivasi anda
untuk meneliti.
2) Di dalam memilih topik ,
sebaiknya dipertimbangkan waktu yang akan digunakan pada saat penelitian, agar
penelitian berjalan dengan baik.
3) Memilih topik yang orangnya tidak terlibat langsung di dalamnya.
4) Di dalam memilih
topik, harus data yang diangkat
itu bersifat relatif ,muda diakses (dikumpulkan).[5]
D. Pembatasan Masalah study
melalui focus.
Pada
dasarnya peneletian kualitatif tidak di mulai
dari sesuatu ya “Kosong’’ tetapi di lakukan berdasarkan persepsi seseorang
terhadap adanya suatu masalah. Demikian pula di dalam dunia ini tidak ada
masalah, hanyalah manusia itu sendiri yang memersepsikn adanya masalah itu.
Masalah
adalah lebih dari pada sekedar pertanyaan dan
jelas berbeda dengan tujuan, Masalah
adalah suatu keadaan yang ber sumber dari hubungan antara dua factor atau lebih
yang menghasilkan situasi yang membingungkan. {Guba, 1978:44; lincold dan guba
, 1985:218; dan Guba dan lincold,
1981:88} factor yang berhubungan
tersebut dalam hal ini mungkin berupa konsep, data empiris, pengalaman atau
unsure lainya. Jika kedua factor itu di dudukkan secara berpasangan akan
menghasilkan sejumlah kesukaran yaitu sesuatu yang tidak di pahami atau tidak
dapat di terangkan pada waktu itu. Tujuan suatu penelitian adalah
memecahkan masalah. Hal itu di lakukan dengan jalan menyimpulkan sejumlah
pengetahuan yang memadai dan mengarah pada upaya untuk memahami atau
menjelaskan factor-faktor yang berkaitan tersebut. Jadi proses tersebut berupa
proses dialiktik yang berperan sebagai proposisi yang terikat yang antitetis
yang membentuk masalah berdasarkan usaha sintesis trtentu.
Ada
dua maksud tertentu yang si
peneliti ingin mencapainya dalam menetapkan focus. Pertama penetapan focus
dapat membatasi study. Jadi, dalam hal ini focus akan membatasi bidang inkuiri
misalnya kita membatasi diri pada upaya menemukan teori dari dasar, dalam
lapangan penelitian lainya tidak akan kita manfaatkan kita lagi. Kedua penetapan
focus itu berfungsi untuk memenuhi inklusi-eksklusi atau
memasukkan-mengeluarkan {inklusen-eksklusen criteria} suatu informasi yang baru
di peroleh di lapangan. Dengan bimbingan dan arah suatu focus, seorang peneliti
tahu persis data mana yang harus di kumpulkan dan data mana yang tidak perlu di
masukkan ke dalam sejumlah data yang sedang di kumpulkan.
Penetapan
fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimanapun akhirnya akan di
pastikan suatu penelitian
sudah berada dalam arena atau lapangan peneliti. Dengan kata lain walaupun
rumusan masalah sudah cukup baik dan telah di rumuskan atas dasar penelaahan
kepustakaan dan dengan di tunjang oleh sejumlah pengalaman tertentu, bisa jadi
situasi di lapangan tidak memungkinkan peneliti meneliti masalah itu.
Sebagai
contoh: Kuntjaningrat, antropolog terkenal pada mulanya ingin meneliti industry
kopra rakyat di daerah pantai utara irian jaya. Akan tetapi ketika ia berada di
sana, 1963, ternyata tidak banyak pohon kelapa yang masih produktif dan sarana
angkutan dan pemasaranya sudah mundur, oleh karena itu ia mengalihkan
perhatinya kepada masalah hubungan kekerabatan yang “renggang” di irian.
Contoh
lainnya : joseph A. kotarba
mengadakan penelitian dengan judul “Discovering Amourpous social Experencie;
the case of choric pain” pada mulanya
tujuan penelitianya ialah untuk memahami secara tuntas pengalaman sakit total,
termasuk cara-cara mempengaruhi hubungan dengan keluarga dan pekerjaan serta
cara-cara yang di gunakan untuk mencari pertolongan dari orang awam dan dari
orang professional. Karena tidak pasti tentang para meter yang memper tajam
populasi tentang sakitnya
orang-orang secara kronis dan ia mengubah fokus penelitiannya menjadi “bermacam
pengalaman dalam seluruh cara hidup dan seluruh unsur komonitas”
Dari
contoh-contoh tersebut jelas bahwa perumusan masalah atau fokus masalah dalam penelitian
kualitatif bersifat tentatif , artinya penyempurnaan rumusan fokus atau
masalah itu masih tetap dilakukan
sewaktu penelitian
sudah berada di latar penelitian.
Rumusan
masalah atau fokus yang dapat berubah dan dapat di sempurnakan itu akan
memberikan warna tersendiri pada penelitian kualitatif. Tetapi penelitian klasik menganggap bahwa perubahan
demikian sama sekali akan merusak inkuirinya karena hipotesis yang sudah
“pasti”, apabila
berubah maka variabelnya
ikut berubah dan pasti akan ada
variabel pengganggu yang merusak masalah penelitianya. Sebaiknya, para peneliti
kualitatif justru
mengharapkan adanya perubahan demikian demi mengantisipasi bahwa desain yang
muncul akan di beri isi dan warna olehnya.
Penelitian alamiah
justru menganggap
perubahan demikian bukan merusak atau destruktif. Melainkan malah konstruktif
karena perubahan yang terjadi merupakan tanda adanya gerakan kearah
penyempurnaan dan ke arah tingkat inkuiri yang berpandangan luas.
Sebagai
contoh kongkrit di bawah ini di kemukakan pembatasan study nancy chism yang
meneiti “Conditions Influencing Teacher Development in an Eememary Scool
Setting”, suatu peneitian yang tergolong kualitatif.
· Pembatasan study
Guba
dan Lincoln membahas tentang baik keperluan
maupun kesulitan penetaan batas suatu studi. Dalam studi ini bidang umum tentang
pengembangan tenaga di telaah. Banyak penulis mengemuukakan bagaimana pun
pengembangan pribadi dan pengembangan professional berkaitan. Guru
misalnya, sering mengajar murid yang
dengan pengalaman Agama dan mempunyi hobi tertentu membut mereka menjadi guru
yang baik. Yang
jelas perkembangan pribadi
berkaitan dengan perkembangan professional dan studi ini fokusnya di tekankan
pada yang terakhir itu. Perhatian akan di pusatkan pada isu-isu yang berkaitan
dengan pengembangan guru di dalam konteks organisasi, konteks fisik akan
mencakup alat-alat seperti bangunan sekolah dan kantor, tetapi bukan rumah ,
gereja atau lestoran.
Persoalan
pengaruh lingkungan Organisasial terhadap pengembangan guru menimbukan berbagai
pertanyaan tentang hubungan antara pribadi
dan lingkungan. Asumsi pokok sebagaimana
yang di masukan dalam studi ini
ialah bahwa kondisi-kondisi lingkungan Organisasional pada guru-guru dapat
memberikan pengaruh yang kuat terhadap tipe-tipe pengembangan yang akan
terjadi. Pengaruh sebaliknya bahwa yang di peroleh guru-guru dalam mempertajam
lingkungan, walaupun tidak di tolak, dan juga menjadi bagian penting dari
studi, tidak di masukkan sebagai fokus. Sementara itu, studi ini bermaksud
menelaah bagaimana kondisi-kondisi pengalaman secara umum {yang di tafsirkan
secara berbeda oleh guru-guru dengan variasi kepribadian, kepedulian dan latar
belakang} mempengaruhi perkembangan guru.
Istilah|”guru
professional”, “pengembangan” {development}, “pertumbuhan” {growth}, “belajar”
di gunakan secara silih
berganti untuk menyinggung perubahan yang berasal dari pengalaman yang
memperbaiki kemampuan guru berjangka panjang agar mereka berfungsi secara
efektif di sekolah.
Contoh
di atas memberikan gambaran yang jelas
bahwa peneliti membatasi diri pada factor-faktor tertentu saja pada lingkungan
penelitianya. Dengan tegas
peneliti mengatakan bahwa ia
tidak menelaah hal-hal tertentu.
Pembatasan
masalah merupakan tahap yang sangat menentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif. Dari uraian di atas
dapat di tarik beberapa kesempulan penting.
Pertama,
Suatu penelitian tidak di mulai dari sesuatu yang vakum atau kosong.
Implikasinya, peneiti seyogyanya membatasi masalah studinya dengan fokus.
Kedua,
fokus pada dasarnya ialah masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau
melalui pengetahuan yang di peroleh melalui kepustkaan ilmiah ataupun
kepustakan lainya. Impikasinya apabila peneliti merasakan adanya suatu masalah,
seyogyanya ia mendalami kepustakaan yang relevan sebelum terjun kelapangan.
Dengan jalan kemudian maka fokus akan memenuhi kriteria untuk membatasi bidang inkuiri dan
kreteria inkusi-eksklusi. Implikasi yang lain ialah peneliti
harus menetakan bahkan perlu menyadari posisinya sebagai peneliti untuk
memanfaatkan paradigma. Dengan fokus peneliti akan tau persis data yang perlu
di kumpulkan dan data yang tidak perlu.
Ketiga,
tujuan peneeiti
pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang telah di rumuskan. Implikasinya
masalah, masalah perlu
di rumuskan terlebih
dahulu, barulah tujuan penelitian di tetapkan, bukan sebaliknya.
Ke
empat, fokus atau masalah yang di tetakan bersifat tentative dapat di ubah
sesuai situasi latar penelitian.
Implikasinya peneliti tidak boleh marah atau kecewa jika masalah atau fokusnya
berubah. Dengan kata lain, biasakan diri peneliti untuk menghadapi perubahan dalam masalah penelitian. Jika perubahanya cukup besar dan
memerlukan orientasi baru dalam dasar pemikiran, maka
peneliti perlu mengkaji kembali keputakaan yang relevan dengan masalah baru
itu.[6]
E. Judul penelitian kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, karena
masalah yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, dan bersifat
holistik, maka judul dalam penelitian kualitatif yang dirumuskan dalam proposal
juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah memasuki lapangan.
Judul penelitian kualitatif tentu
saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi
lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas
dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori.[7]
F. Tahapan-tahapan dalam merancang penelitian kualitatif
Menurut Ghoni
dkk, (2012:129) terdapat beberapa tahapan dalam merancang penelitian
kualitatif. Di dalam penelitian kualitatif lebih sukar dibuat tahapannya
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, sebab didalam penelitian ini
sifatnya itu fleksible atau berubah-ubah sesuai yang terjadi di lapangan.
disini akan dibahas empat tahapan dalam merancang penelitian kualitatif,
sebagai berikut.
1. Mengangkat Permasalahan
Ketika
kita ingin mengangkat suatu permasalahan , masalahnya bisa apa
saja atau dari mana sumbernya, dan bisa jadi kita sebagai seorang
peneliti bisa mengangkat masalah entah itu dari pengalaman pribadi.
Permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian kualitatif itu biasanya
masalah yang unik dan mempunyai karakteristik tersendiri. Maksudnya disini
adalah ketika ada permasalahan yang sudah diangkat oleh seorang peneliti
sebelumnya dan masalah itu mempunyai keunikan, maka masalah ini layak untuk
diangkat menjadi penelitian kualitatif. Masalah dalam penelitian kualitatif itu
sifatnya sementara, tergantung apa yang terjadi di lapangan.
Masalah
dalam penelitian kualitatif itu terpacu pada suatu fokus permasalahan. Di dalam
menentukan suatu fokus masalah sama halnya dengan menentukan masalah yang akan
di angkat.
2. Menentukan Topik Penelitian
Dalam
menentukan topik penelitian harus dimulai dengan adanya suatu
permasalahan, dan permasalahan itu bisa di amati secara nyata pada saat
berlansungnnya penelitian sesuai apa yang ada di lokasi tersebut.
3. Menentukan fokus Inquiri
Di
dalam penentuan fokus lebih diutamakan pada tingkat kebaruan
informasi seperti cara untuk memahami secara luas tentang situasi
sosial atau yang akan kita teliti yang diperoleh di lokasi penelitian. Fokus
yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif itu dengan dilakukannya
penjelajahan secara umum, agar lebih mudah memperoleh gambaran tentang situasi
sosial yang akan kita teliti.
4. Bentuk Rumusan Masalah
Dalam
penelitian kualitatif rumusan masalah itu masih bersifat sementara atau bisa
berubah-ubah dan berkembang sesuai apa yang terjadi di lapangan atau lokasi
penelitian. Setiap kita melakuakan penelitian kualitatif kita harus
tetap membuat rumusan masalah, dan rumusan masalah itu bentuknya pertanyaan.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Fokus penelitian
merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang sedang
dilakukan. Fokus penelitian harus diungkapkan secara eksplisit untuk
mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi. Fokus penelitian adalah
garis besar dari penelitian, jadi observasi serta analisa hasil penelitian akan
lebih terarah. Dalam menentukan fokus, anda harus menyertakan syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Harus fleksibel, yaitu masalah tersebut
dapat diteliti, dan dapat dilakukan dengan cara yang efisien.
b. Harus jelas, yaitu bahwa semua orang
memiliki pemahaman yang sama sesuai dengan rumusan masalah tersebut.
c. Harus signifikan, yaitu bahwa hasil
kajiannya tersebut memberi kontribusi yang riil terhadap pengembangan ilmu,
masalah kemanusiaan lain / perumusan kebijakan.
d. Harus etis, yaitu kajian serta
hasil-hasilnya tidak bertujuan untuk menghujat / menistakan orang lain.
Penelitian
adalah kegiatan untuk menguji hipotesis, yakni menguji kecocokan antara teori
dan fakta empirik
dalam dunia nyata. Hubungan nyata ini sering dibaca serta dipaparkan dengan
berlandaskan kepada variabel, sedangkan hubungan nyata sering dibaca dengan
memperhatikan informasi tentang variabel tersebut. Variabel merupakan suatu
istilah diberi nilai angka disebut
(kuantitatif)nilai mutu ( kualitatif ).
Variabel adalah pengelompokan secara logika dari 2 / lebih atribut obyek yang diteliti. Dalam hal ini atribut seperti : tidak tamat SD, tidak sekolah, tidak tamat SMP. Jadi variabelnya merupakan tingkat pendidikan yang berasal dari obyek penelitian tersebut. Variabel tingkat pendidikan mencakup seluruh atribut tadi. Variabel adalah sebuah sebutan yang berasal dari2 kata yaitu vary dan able, artinya yakni berubah dan dapat. Sehingga kata variabel sendiri memiliki suatu arti yaitu “ dapat berubah ".
Dengan demikian setiap variabel bisa diberi nilai, dan nilai tersebut berubah-ubah. Nilai tersebut berupa nilai kualitatif / kuantitatif. Ukuran kualitatif / kuantitatif sebuah variabel adalah pada jumlah serta derajat atributnya. Dilihat dari segi poinnya, variabel dibedakan menjadi 2, yakni variabel kontinu serta variabel diskrit. Variabel diskrit memiliki nilai kuantitas yang selalu berupa angka bulat, namun variabel kontinu mempunyai nilai kuantitas yang berupa pecahan.
Variabel adalah pengelompokan secara logika dari 2 / lebih atribut obyek yang diteliti. Dalam hal ini atribut seperti : tidak tamat SD, tidak sekolah, tidak tamat SMP. Jadi variabelnya merupakan tingkat pendidikan yang berasal dari obyek penelitian tersebut. Variabel tingkat pendidikan mencakup seluruh atribut tadi. Variabel adalah sebuah sebutan yang berasal dari2 kata yaitu vary dan able, artinya yakni berubah dan dapat. Sehingga kata variabel sendiri memiliki suatu arti yaitu “ dapat berubah ".
Dengan demikian setiap variabel bisa diberi nilai, dan nilai tersebut berubah-ubah. Nilai tersebut berupa nilai kualitatif / kuantitatif. Ukuran kualitatif / kuantitatif sebuah variabel adalah pada jumlah serta derajat atributnya. Dilihat dari segi poinnya, variabel dibedakan menjadi 2, yakni variabel kontinu serta variabel diskrit. Variabel diskrit memiliki nilai kuantitas yang selalu berupa angka bulat, namun variabel kontinu mempunyai nilai kuantitas yang berupa pecahan.
[1] https://wajburni.wordpress.com/2012/02/01/menentukan-fokus-penelitian/
[2] Margono, S. Metodologi
Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.2005.hal:22
[3] Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 47
[4] Prof. Dr, Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan
r&d, Alfabeta,: bandung,
2013.hlm:207
[5] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.2011.hal:125
[6] Dr. Lexy j. Moleong, M.A.,”Metodoogi peneitian kuaitatif” ,
PT.Remaja Rosdokarya:bandung.2002.hlm:62-65
DAFTAR PUSTAKA
Metode Peneliatian Kualitatif Ghony, M.Djunaidi, dk.
Jogjakarta : Ar-Ruzz.2012.
Metodologi
Penelitian Kualitatif, Dr. Lexy J Maleong, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2009
Metodologi Penelitian Pendidikan, Margono S. Jakarta : PT Rineka Cipta.2005.
Metode
Penelitian Pendidikan, Sugiyono,. Bandung :
Alfabeta, 2011.
Metode Penelitian Kualitatif, Dr. Lexy J. Moleong,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006
Metodoogi
peneitian kuaitatif, Dr. Lexy j. Moleong, M.A., PT.Remaja Rosdokarya : Bandung, 2002.
Analisis Data
Penelitian Kualitatif, Burhan Bungin, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003,
hlm. 47
mau buat bahan presentasi, makasih :)
BalasHapusiya sama2 mbk
BalasHapusAs reported by Stanford Medical, It is really the one and ONLY reason this country's women live 10 years more and weigh an average of 42 lbs lighter than we do.
BalasHapus(And realistically, it is not related to genetics or some hard exercise and EVERYTHING to about "how" they are eating.)
P.S, What I said is "HOW", not "WHAT"...
Tap on this link to see if this easy test can help you decipher your true weight loss possibilities