Pages

Jumat, 27 November 2015

Makalah Fokus Penelitian Kualitatif

Bripda M. Sholeh. K. Anwar


KATA PENGANTAR

            Segala puja dan puji kami hanyalah haturkan kehadlirat Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pangasih yang telah melimpahkan samudra kasih sayangNya kepada kami, curahan kasih abadi sepanjang hayat, petunjuk jalan lurus,yang penuh ridlo, pemberi ilmu yang luas bagai lautan tiada bertepi melalui junjungan Nabiyulloh Muhammad SAW.
            Berkat rahmat dan karunia Allah SWT, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah pelajaran Metodologi Penelitian Kualitatif dengan  judul Fokus Penelitian Kualitatif “ tepat pada waktunya.                                                                               
Dalam menyelesaikan makalah ini, tim penulis telah banyak mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini tim penulis menyampaikan terimakasih kepada:
Ibu Sari Hernawati, S.Ag., M.Pd., Selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif yang telah memberikan tugas mengenai makalah sehingga pengetahuan  tim penulis mengenai makalah ini semakin bertambah. Pihak – pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktu.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
                                                                     
 Semarang,    April  2015

Penulis      

i
DAFTAR ISI


Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB l PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.    Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B.     Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB ll PEMBAHASAN...............................................................................................2
A.    Pengertian Penelitian Kualitatif............................................................................2
B.     Fokus Penelitian Menurut Beberapa Peneliti....................................................3-5
C.     Cara Menetapkan fokus Penelitian...................................................................6-7
D.    Pembatasan Masalah study melalui focus........................................................7-11
E.     Judul penelitian kualitatif..............................................................................11-12
F.       Tahapan-tahapan dalam merancang penelitian kualitatif................................12-13
BAB lll PENUTUP
A.    Kesimpulan...................................................................................................14-15
DAFTAR ISI










ii








                                                                         ii




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam penelitian kualitatif gejala itu bersifat holistik atau menyeluruh dan tidak dapat dipisahkan. makna yang terkandung didalamnya adalah kita tidak akan menetapkan penelitian kita hanya berdasarkan pada variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang akan kita teliti yang meliputi aspek tempat, pelaku, dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis.
Fokus penelitian mempunyai makna batasan penelitian, karena dalam lapangan penelitian banyak gejala yang meyangkut tempat, pelaku, dan aktifitas, namun tidak semua tempat, pelaku dan aktifitas kita teliti semua. untuk menentukan pilihan penelitian maka harus membuat batasan yang dinamakan fokus penelitian
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Penelitian Kualitatif ?
2.      Bagaimana Fokus Penelitian Menurut Para Peneliti ?
3.       Bagaimana Cara  menetapkan fokus penelitian?
4.        Bagaimana Pembatasan Masalah study melalui focus ?
5.      Seperti apa Judul dalam  penelitian kualitatif?
6.      Bagaimana Tahapan-tahapan dalam merancang penelitian kualitatif?





BAB II
PEMBAHASAN
Sebagai ilustrasi jika fokus penelitian yaitu ketika kita ditengah hutan belantara kita sebagai peneliti dan tidak mungkin kita meneliti semua isi hutan, mulai dari hewan, tumbuhan dan apa yang ada dihutan. Berapa waktu yang kita butuhkan? Berapa biaya yang akan kita gunakan?tentu tak terhitung...benar gak? akan lebih baik kita buat fokus penelitian yaitu membuat batasan, misalnya hanya meneliti tentang kayu jatinya. Dalam penelitian kualitatif lebih ditekankan pada fokus yang sempit tapi mendalam. artinya satu persoalan yang dikaji lebih baik daripada semua masalah di hutan dikaji tapi tidak mengarah.
Fokus juga bisa di artikan sebagai domian tunggal atau beberapa domain yang terkait dengan situasi sosial. Menurt Sugiyono, pembatasan masalah dan topik dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibility masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. suatu masalah di katakan penting apabila masalah tersebut tidak dipecahkan melalui penelitian akan semakin menimbulkan masalah baru.[1]
A.    Pengertian Penelitian Kualitatif
Menurut Margono, penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif, dengan diperolehnya data (berupa kata atau tindakan), sering digunakan untuk menghasilkan teori yang timbul dari hipotesis-hipotesis seperti dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektivitas, dan sistematik. Pertimbangan peneliti dalam penggunaan penafsiran makna yang terkandung dalam fenomena temuan sangat diperlukan. Pertimbangan dilakukan dengan cara menetapkan kategori yang lain, dan menentukan kriteria yang akan digunakan terhadap kategori itu. Analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif-analitik yang berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik/menyeluruh dan sistematis.
Berikut ini ada beberapa alasan mangenai maksud dilakukannya penelitian kualitatif:
1.      Untuk menanggulangi banyaknya informasi yang hilang 
2.      Untuk menanggulangi kecenderungan menggali data empiris dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis akibat dari adanya hipotesis yang disusun sebelumnya, berdasarkan berpikir dedukatif seperti dalam penelitian kuantitaif.
3.      Untuk menanggulangi kecenderungan pembatasan variabel yang sebelumnya
4.      Untuk menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian kuantitatif menggunakan pengukuran enumirasi (perhitungan) empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep yang timbul dari data.[2]

B.      Fokus Penelitian Menurut Beberapa Peneliti

Fokus penenlitian dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan rumusan masalah, dimana rumusan masalah penelitian dijadikan acuan dalam menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini fokus penelitian dapat berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah penelitian di lapangan. Hal tersebut sesuai dengan sifat pendekatan kualitatif yang lentur, yang mengikuti pola pikir yang empirical induktif, dimana segala sesuatu dalam penelitian ini ditentukan dari hasil akhir pengumpulan data yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
            Bungin (2003 : 41), fokus penelitian mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat perhatian serta kelak dibahas secara mendalam dan tuntas. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah kualitas pelayanan publik di Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo. Fokus ini diambil karena untuk mengatahui kualitas pelayanan yang terdapat di Kantor Kecamatan Krian Sidoarjo. Tingkat kesempurnaan dari suatu pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat sehingga dapat memberikan kepuasan bagi masyarakat. Fokus dalam penelitian ini adalah : 1) Keandalan (Relaibility), kemampuan pegawai dari instansi terkait untuk memberikan pelayanan dengan akurat dan profesional, contoh dalam 34 memberikan informasi tentang syarat-syarat dalam pengurusan pembuatan KTP. 2) Ketanggapan (Responsiveness), kemampuan pegawai untuk menangkap keinginan masyarakat dan dapat memberikan pelayanan yang dibutuhkan dengan cepat. 3) Kepastian (Assurance), kemampuan pegawai untuk meyakinkan masyarakat dalam pengurusan pembuatan KTP untuk mendapatkan pelayanan yang cepat, tepat dan dapat dipercaya. 4) Empati (emphaty) memberikan perhatian kepada konsumen secara personal dan istimewa serta selalu berusaha memahami keluhan dan keinginan mereka. 5) Wujud fisik (tangibility), ruang tunggu yang nyaman dan pegawai yang berpenampilan menarik.[3]
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kualitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan parsial dengan demikian berdasarkan gejala tersebut peneliti kualitatif dapat menentukan variabel-variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif gejala itu bersifat hoistik {menyeluruh , tidak dapat di pisah-pisah}. Sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitianya hanya berdasarkan variabel penelitian. Tetapi keseluruhan situasi sosial yang di teliti yang meliputi aspek tempat {place}, pelaku {actor}, dan aktivitas {activity} yang berinteraksi secara sinergis.
         Karena terlalu luasnya masalah , maka dalam penelitian kualitatif, peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian dalam penelitian kuaitatif ada yang di sebut batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut fokus, yang berisi pokok masaah yang masih bersifat umum,
A
B
C
D
E
F
G
F
G
H
I
J
Contoh

                                                     Di batasi menjadi dua variabel A dan E
A
E
            Pembatasan dalam penelitian kulaitatif lebih di dasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan fasebilitas masalah yang akan di pecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Suatu masalah akan di katakan penting apabila masalah tersebut tidak di pecahkan melalui penelitian , maka akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah di katakana urgen {mendesak} apabila masalah tersebut tidak segera di pecahkan melalui penelitian maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah di katakan feasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting,urgen dan feasible maka perlu di lakukan melaluli analisis masalah.
            Spradley mengatakan bahwa fokus itu merupakan dominan tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih di dasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan di peroleh dari situasi sosial {lapangan}.
            Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasikan hipotesis atau imu baru dari situasi sosia yang di teliti . fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif di peroleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang di sebut dengan penjelajah umum. Dari penjelajah ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara luas dan mendalam, maka di perukan pemilihan fokus penelitian.
Spradley dalam sanapiah faisal 4 alternatif untuk menetapkan fokus :
1.      Menetapkan fokus pada permasalahan yang di sarankan oleh informan
2.      Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain
3.      Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
4.      Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.[4]
Di bawah ini, saya jelaskan satu per satu 4 alternatif Spradley.

C.    Cara Menetapkan fokus Penelitian
     Menurut Spradley cara menetapkan fokus mempunyai empat alternatif antara lain :
1)      Fokus permasalahan diambil dari apa yang disarankan oleh informan tertentu dalam suatu lembaga atau instansi, seperti kepala sekolah, guru, orang tua siswa,siswa dan sebagainya.
2)      Fokus permasalahan ditetapkan berdasarkan konteks-konteks atau ruang lingkup yang terdapat dalam sebuah instansiKonteks atau ruang lingkup dalam pendidikan ini misalnya kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, dantenaga pendidik.
3)      Menetapkan fokus yang baru sehingga menghasilkan suatu produk baru yang akan bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki kepentingan dalam hal tersebut. Contohnya dalam pendidikan menemukan metode mengajar yang mudah dipahami dan menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa jenuh atau bosan yang belum pernah dilakukan oleh orang lain.
4)      Fokus permasalahan didasarkan pada teori-teori yang telah ada untuk mengembangkan dan memperluas teori tersebut.
       Menurut sugiono, pada penelitian kualitatif , penentuan fokus berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengalaman, refrensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dianggap ahli. Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat sementara atau berubah-ubah dan akan berkembang seseuai apa yang terjadi di lapangan.
       Menurut Bogdan ada 4 hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan fokus yaitu :
1)      Di dalam memilih  topik  sebaiknya  yang menarik dan  dianggap penting agar dapat membangkitkan motivasi anda untuk meneliti.
2)      Di dalam memilih  topik , sebaiknya dipertimbangkan waktu yang akan digunakan pada saat penelitian, agar penelitian berjalan dengan baik.
3)             Memilih topik yang orangnya tidak terlibat langsung di dalamnya.
4)      Di dalam memilih topik, harus data yang diangkat itu  bersifat relatif ,muda diakses (dikumpulkan).[5]

D. Pembatasan Masalah study melalui focus.
Pada dasarnya peneletian kualitatif tidak di mulai dari sesuatu ya “Kosong’’ tetapi di lakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya suatu masalah. Demikian pula di dalam dunia ini tidak ada masalah, hanyalah manusia itu sendiri yang memersepsikn adanya masalah itu.
Masalah adalah lebih dari pada sekedar pertanyaan dan jelas berbeda dengan  tujuan, Masalah adalah suatu keadaan yang ber sumber dari hubungan antara dua factor atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan. {Guba, 1978:44; lincold dan guba , 1985:218;  dan Guba dan lincold, 1981:88}  factor yang berhubungan tersebut dalam hal ini mungkin berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsure lainya. Jika kedua factor itu di dudukkan secara berpasangan akan menghasilkan sejumlah kesukaran yaitu sesuatu yang tidak di pahami atau tidak dapat di terangkan pada waktu itu. Tujuan suatu penelitian adalah memecahkan masalah. Hal itu di lakukan dengan jalan menyimpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan mengarah pada upaya untuk memahami atau menjelaskan factor-faktor yang berkaitan tersebut. Jadi proses tersebut berupa proses dialiktik yang berperan sebagai proposisi yang terikat yang antitetis yang membentuk masalah berdasarkan usaha sintesis trtentu.
Ada dua maksud tertentu yang si peneliti ingin mencapainya dalam menetapkan focus. Pertama penetapan focus dapat membatasi study. Jadi, dalam hal ini focus akan membatasi bidang inkuiri misalnya kita membatasi diri pada upaya menemukan teori dari dasar, dalam lapangan penelitian lainya tidak akan kita manfaatkan kita lagi. Kedua penetapan focus itu berfungsi untuk memenuhi inklusi-eksklusi atau memasukkan-mengeluarkan {inklusen-eksklusen criteria} suatu informasi yang baru di peroleh di lapangan. Dengan bimbingan dan arah suatu focus, seorang peneliti tahu persis data mana yang harus di kumpulkan dan data mana yang tidak perlu di masukkan ke dalam sejumlah data yang sedang di kumpulkan.
Penetapan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif bagaimanapun akhirnya akan di pastikan suatu penelitian sudah berada dalam arena atau lapangan peneliti. Dengan kata lain walaupun rumusan masalah sudah cukup baik dan telah di rumuskan atas dasar penelaahan kepustakaan dan dengan di tunjang oleh sejumlah pengalaman tertentu, bisa jadi situasi di lapangan tidak memungkinkan peneliti meneliti masalah itu.
Sebagai contoh: Kuntjaningrat, antropolog terkenal pada mulanya ingin meneliti industry kopra rakyat di daerah pantai utara irian jaya. Akan tetapi ketika ia berada di sana, 1963, ternyata tidak banyak pohon kelapa yang masih produktif dan sarana angkutan dan pemasaranya sudah mundur, oleh karena itu ia mengalihkan perhatinya kepada masalah hubungan kekerabatan yang “renggang” di irian.
Contoh lainnya : joseph A. kotarba mengadakan penelitian dengan judul “Discovering Amourpous social Experencie; the case of choric pain”  pada mulanya tujuan penelitianya ialah untuk memahami secara tuntas pengalaman sakit total, termasuk cara-cara mempengaruhi hubungan dengan keluarga dan pekerjaan serta cara-cara yang di gunakan untuk mencari pertolongan dari orang awam dan dari orang professional. Karena tidak pasti tentang para meter yang memper tajam populasi tentang sakitnya orang-orang secara kronis dan ia mengubah fokus penelitiannya menjadi “bermacam pengalaman dalam seluruh cara hidup dan seluruh unsur komonitas”
Dari contoh-contoh tersebut jelas bahwa perumusan masalah atau fokus masalah dalam penelitian kualitatif bersifat tentatif , artinya penyempurnaan rumusan fokus atau masalah itu masih tetap dilakukan sewaktu penelitian sudah berada di latar penelitian.
Rumusan masalah atau fokus yang dapat berubah dan dapat di sempurnakan itu akan memberikan warna tersendiri pada penelitian kualitatif. Tetapi  penelitian klasik menganggap bahwa perubahan demikian sama sekali akan merusak inkuirinya karena hipotesis yang sudah “pasti”, apabila berubah maka variabelnya ikut berubah dan pasti akan ada variabel pengganggu yang merusak masalah penelitianya. Sebaiknya,  para peneliti kualitatif justru mengharapkan adanya perubahan demikian demi mengantisipasi bahwa desain yang muncul akan di beri isi dan warna olehnya. Penelitian alamiah justru menganggap perubahan demikian bukan merusak atau destruktif. Melainkan malah konstruktif karena perubahan yang terjadi merupakan tanda adanya gerakan kearah penyempurnaan dan ke arah tingkat inkuiri yang berpandangan luas.
Sebagai contoh kongkrit di bawah ini di kemukakan pembatasan study nancy chism yang meneiti “Conditions Influencing Teacher Development in an Eememary Scool Setting”, suatu peneitian yang tergolong kualitatif.

·      Pembatasan study
Guba dan Lincoln membahas tentang baik keperluan maupun kesulitan penetaan batas suatu studi. Dalam studi ini bidang umum tentang pengembangan tenaga di telaah. Banyak penulis mengemuukakan bagaimana pun pengembangan pribadi dan pengembangan professional berkaitan. Guru misalnya,  sering mengajar murid yang dengan pengalaman Agama dan mempunyi hobi tertentu membut mereka menjadi guru yang baik. Yang jelas perkembangan pribadi berkaitan dengan perkembangan professional dan studi ini fokusnya di tekankan pada yang terakhir itu. Perhatian akan di pusatkan pada isu-isu yang berkaitan dengan pengembangan guru di dalam konteks organisasi, konteks fisik akan mencakup alat-alat seperti bangunan sekolah dan kantor, tetapi bukan rumah , gereja atau lestoran.
Persoalan pengaruh lingkungan Organisasial terhadap pengembangan guru menimbukan berbagai pertanyaan tentang hubungan antara pribadi dan lingkungan. Asumsi pokok sebagaimana yang di masukan dalam studi ini ialah bahwa kondisi-kondisi lingkungan Organisasional pada guru-guru dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap tipe-tipe pengembangan yang akan terjadi. Pengaruh sebaliknya bahwa yang di peroleh guru-guru dalam mempertajam lingkungan, walaupun tidak di tolak, dan juga menjadi bagian penting dari studi, tidak di masukkan sebagai fokus. Sementara itu, studi ini bermaksud menelaah bagaimana kondisi-kondisi pengalaman secara umum {yang di tafsirkan secara berbeda oleh guru-guru dengan variasi kepribadian, kepedulian dan latar belakang} mempengaruhi perkembangan guru.
Istilah|”guru professional”, “pengembangan” {development}, “pertumbuhan” {growth}, “belajar” di gunakan secara silih berganti untuk menyinggung perubahan yang berasal dari pengalaman yang memperbaiki kemampuan guru berjangka panjang agar mereka berfungsi secara efektif di sekolah.
Contoh di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa peneliti membatasi diri pada factor-faktor tertentu saja pada lingkungan penelitianya. Dengan tegas peneliti mengatakan bahwa ia tidak menelaah hal-hal tertentu.
Pembatasan masalah merupakan tahap yang sangat menentukan dalam penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif. Dari uraian di atas dapat di tarik beberapa kesempulan penting.
Pertama, Suatu penelitian tidak di mulai dari sesuatu yang vakum atau kosong. Implikasinya, peneiti seyogyanya membatasi masalah studinya dengan fokus.
Kedua, fokus pada dasarnya ialah masalah yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang di peroleh melalui kepustkaan ilmiah ataupun kepustakan lainya. Impikasinya apabila peneliti merasakan adanya suatu masalah, seyogyanya ia mendalami kepustakaan yang relevan sebelum terjun kelapangan. Dengan jalan kemudian maka fokus akan memenuhi kriteria untuk membatasi bidang inkuiri dan kreteria inkusi-eksklusi. Implikasi yang lain ialah peneliti harus menetakan bahkan perlu menyadari posisinya sebagai peneliti untuk memanfaatkan paradigma. Dengan fokus peneliti akan tau persis data yang perlu di kumpulkan dan data yang tidak perlu.
Ketiga, tujuan peneeiti pada dasarnya adalah memecahkan masalah yang telah di rumuskan. Implikasinya masalah, masalah perlu di rumuskan terlebih dahulu, barulah tujuan penelitian di tetapkan, bukan sebaliknya.
Ke empat, fokus atau masalah yang di tetakan bersifat tentative dapat di ubah sesuai situasi latar penelitian. Implikasinya peneliti tidak boleh marah atau kecewa jika masalah atau fokusnya berubah. Dengan kata lain, biasakan diri peneliti untuk menghadapi perubahan dalam masalah penelitian. Jika perubahanya cukup besar dan memerlukan orientasi baru dalam dasar pemikiran, maka peneliti perlu mengkaji kembali keputakaan yang relevan dengan masalah baru itu.[6]
E. Judul penelitian kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara, dan bersifat holistik, maka judul dalam penelitian kualitatif yang dirumuskan dalam proposal juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah memasuki lapangan.
Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori.[7]

F. Tahapan-tahapan dalam merancang penelitian kualitatif
    Menurut Ghoni dkk,  (2012:129) terdapat beberapa tahapan dalam merancang penelitian kualitatif. Di dalam penelitian kualitatif lebih sukar dibuat tahapannya dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, sebab didalam penelitian ini sifatnya itu fleksible atau berubah-ubah sesuai yang terjadi di lapangan. disini akan dibahas empat tahapan dalam merancang penelitian kualitatif, sebagai berikut.
1.      Mengangkat Permasalahan
         Ketika kita ingin mengangkat suatu permasalahan , masalahnya bisa apa saja  atau dari mana sumbernya, dan bisa jadi kita sebagai seorang peneliti bisa mengangkat masalah entah itu dari pengalaman pribadi. Permasalahan yang dapat diangkat dalam penelitian kualitatif itu biasanya masalah yang unik dan mempunyai karakteristik tersendiri. Maksudnya disini adalah ketika ada permasalahan yang sudah diangkat oleh seorang peneliti sebelumnya dan masalah itu mempunyai keunikan, maka masalah ini layak untuk diangkat menjadi penelitian kualitatif. Masalah dalam penelitian kualitatif itu sifatnya sementara, tergantung apa yang terjadi di lapangan.
           Masalah dalam penelitian kualitatif itu terpacu pada suatu fokus permasalahan. Di dalam menentukan suatu fokus masalah sama halnya dengan menentukan masalah yang akan di angkat.
2.      Menentukan Topik Penelitian
                      Dalam menentukan topik penelitian  harus dimulai dengan adanya suatu permasalahan, dan permasalahan itu bisa di amati secara nyata pada saat berlansungnnya penelitian sesuai apa yang ada di lokasi tersebut.
3.      Menentukan fokus Inquiri
        Di dalam penentuan fokus lebih diutamakan pada tingkat kebaruan informasi  seperti cara untuk memahami secara luas tentang situasi sosial atau yang akan kita teliti yang diperoleh di lokasi penelitian. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif itu dengan dilakukannya penjelajahan secara umum, agar lebih mudah memperoleh gambaran tentang situasi sosial yang akan kita teliti.      
4.      Bentuk Rumusan Masalah
         Dalam penelitian kualitatif rumusan masalah itu masih bersifat sementara atau bisa berubah-ubah dan berkembang sesuai apa yang terjadi di lapangan atau lokasi penelitian. Setiap kita  melakuakan penelitian kualitatif kita harus tetap membuat rumusan masalah, dan rumusan masalah itu bentuknya pertanyaan.[8]












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Fokus penelitian merupakan pemusatan konsentrasi terhadap tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Fokus penelitian harus diungkapkan secara eksplisit untuk mempermudah peneliti sebelum melaksanakan observasi. Fokus penelitian adalah garis besar dari penelitian, jadi observasi serta analisa hasil penelitian akan lebih terarah. Dalam menentukan fokus, anda harus menyertakan syarat-syarat sebagai berikut :
a.       Harus fleksibel, yaitu masalah tersebut dapat diteliti, dan dapat dilakukan dengan cara yang efisien. 
b.      Harus jelas, yaitu bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama sesuai dengan rumusan masalah tersebut. 
c.       Harus signifikan, yaitu bahwa hasil kajiannya tersebut memberi kontribusi yang riil terhadap pengembangan ilmu, masalah kemanusiaan lain / perumusan kebijakan. 
d.      Harus etis, yaitu kajian serta hasil-hasilnya tidak bertujuan untuk menghujat / menistakan orang lain. 
        Penelitian adalah kegiatan untuk menguji hipotesis, yakni menguji kecocokan antara teori dan fakta empirik dalam dunia nyata. Hubungan nyata ini sering dibaca serta dipaparkan dengan berlandaskan kepada variabel, sedangkan hubungan nyata sering dibaca dengan memperhatikan informasi tentang variabel tersebut. Variabel merupakan suatu istilah diberi nilai angka disebut (kuantitatif)nilai mutu ( kualitatif ).
       Variabel adalah pengelompokan secara logika dari 2 / lebih atribut obyek yang diteliti. Dalam hal ini atribut seperti : tidak tamat SD, tidak sekolah, tidak tamat SMP. Jadi variabelnya merupakan tingkat pendidikan yang berasal dari obyek penelitian tersebut. Variabel tingkat pendidikan mencakup seluruh atribut tadi. Variabel adalah sebuah sebutan yang berasal dari2 kata yaitu vary dan able, artinya yakni berubah dan dapat. Sehingga kata variabel sendiri memiliki suatu  arti yaitu “ dapat berubah ".
          Dengan demikian setiap variabel bisa diberi nilai, dan nilai tersebut berubah-ubah. Nilai tersebut berupa nilai kualitatif / kuantitatif. Ukuran kualitatif / kuantitatif sebuah variabel adalah pada jumlah serta derajat atributnya. Dilihat dari segi poinnya, variabel dibedakan menjadi 2, yakni variabel kontinu serta variabel diskrit. Variabel diskrit memiliki nilai kuantitas yang selalu berupa angka bulat, namun variabel kontinu mempunyai nilai kuantitas yang berupa pecahan. 


























[1] https://wajburni.wordpress.com/2012/02/01/menentukan-fokus-penelitian/
[2] Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.2005.hal:22
[3] Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 47


[4] Prof. Dr, Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,  Alfabeta,: bandung, 2013.hlm:207
[5] Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.2011.hal:125
[6] Dr. Lexy j. Moleong, M.A.,”Metodoogi peneitian kuaitatif” , PT.Remaja Rosdokarya:bandung.2002.hlm:62-65
[7] Maleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.2009.hal:23

[8] Ghony, M.Djunaidi, dk.Metode Peneliatian Kualitatif. Jogjakarta:Ar-Ruzz.2012.Hal:57


DAFTAR PUSTAKA

Metode Peneliatian Kualitatif Ghony, M.Djunaidi, dk.  Jogjakarta : Ar-Ruzz.2012.
Metodologi Penelitian Kualitatif, Dr. Lexy J Maleong, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2009

Metodologi Penelitian Pendidikan, Margono S.  Jakarta : PT Rineka Cipta.2005.
Metode Penelitian Pendidikan, Sugiyono,. Bandung : Alfabeta, 2011.
Metode Penelitian Kualitatif, Dr. Lexy J. Moleong, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006
Metodoogi peneitian kuaitatif, Dr. Lexy j. Moleong, M.A., PT.Remaja Rosdokarya : Bandung, 2002.

Analisis Data Penelitian Kualitatif, Burhan Bungin, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 47













3 komentar:

  1. mau buat bahan presentasi, makasih :)

    BalasHapus
  2. As reported by Stanford Medical, It is really the one and ONLY reason this country's women live 10 years more and weigh an average of 42 lbs lighter than we do.

    (And realistically, it is not related to genetics or some hard exercise and EVERYTHING to about "how" they are eating.)

    P.S, What I said is "HOW", not "WHAT"...

    Tap on this link to see if this easy test can help you decipher your true weight loss possibilities

    BalasHapus